Sore itu aku memilih Tembalang untuk menjadi tempat singgah ku, Anantari Coffee namanya.
Aku duduk seorang sendiri dengan di temani segelas kopi anantarian, snack platter, laptop, dan buku.
Jam menunjukkan pukul 20:00 WIB
Aku ingat dengan aroma parfum yang sering kamu pakai, yang juga menjadi wangi favorite ku setelah kopi. Sialnya di malam itu samar-samar aku mencium wangi yang sama.
Tiba-tiba aku teringat kembali
Saat pertama kali kamu datang kerumah untuk menjemputku dan bertemu dengan ibuku, kamu meminta izin untuk mengajak ku keluar. Sesampainya di coffeeshop kamu melepas jaket dan menitipkannya kepadaku.
"harum ya" ucapku
"gimana kamu suka?" balasmu
"iya" aku mengangguk
"mulai sekarang inget wangi ini ya. parfum ini akan selalu aku pakai setiap jalan sama kamu.”
Aku tersenyum
Semakin ku ingat semakin kuat juga wangi parfum tersebut, mataku berpaling dari buku dan menatap sekitar, untuk mencari sumber wangi itu.
Tak lama setelahnya muncul seorang laki-laki dengan postur tubuh yang mirip denganmu, ternyata... dia lah sumber wangi itu. Duduklah ia seorang diri di sebelahku, dengan santai ia melepas masker yang ia kenakan. Dengan pelan aku melihat wajahnya.
Ahh... sialnya itu bukan kamu.
Di saat itulah aku mengenalmu kembali melalui aroma parfum itu.
Komentar
Posting Komentar